Sejuta Panorama Alam Wonosobo.
Wonosobo dari arah Temanggung |
Assalamualaikum wr wb
Anda pernah berkunjung ke wonosobo?
Bagi yang pernah pasti tidak heran lagi dengan keasrian yang
dimiliki kota dibawah kaki Gunung Sumbing dan Sindoro serta udara
dingin yang mengundang selera kuliner. Setelah beberapa bulan menetap
rasanya tak adil jika penulis hanya menyimpan keindahanya dalam diri,
dalam kesempatan ini penulis ingin menggambarkan sedikit informasi
dari kekayaan yang dimiliki kota asri Wonosobo. Sehingga penulis
berharap informasi ini mampu membawa anda untuk berkunjung ke
Wonosobo.
Dari arah Temanggung anda akan disuguhi
pemandangan dikaki lembah Gunung Sumbing dan sindoro, udara dingin
dari kecamatan Kledung juga senantiasa menemani. Jika anda dari arah
Jogjakarta, Magelang, maka yang dijumpai adalah jajaran pabrik kayu
lapis peninggalan Belanda yang masih beroperasi sampai sekarang tidak
hanya itu anda juga bisa menikmati hamparan kebun teh yang tak kalah
ikut menyejukkan. Berbeda keadaaan jika anda dari arah Banjarnegara,
anda akan tiba dikecamatan Selomerto dengan ceriping singkong yang
menjadi ciri khas daerah tersebut.
Berjalan ke arah kota jangan khawatir
jika perut anda merasa lapar setelah menempuh perjalanan jauh, karena
disamping videotron alun-alun kota wonosobo anda akan menemukan aneka
kuliner khas wonosobo, seperti es durian, sate jamur, mie ongklok,
mendoan, dan aneka olahan carica.Wonosobo yang terletak diketinggian
sekitar 2000 sampai 3000 m dpl ini memang tidak bisa ditumbuhi
pepaya, pepaya wonosobo akan berubah menjadi carica.
Perlu anda ketahui pula bahwa wonosobo
Asri memiliki beragam objek wisata yang pastinya anda akan menyesal
jika tidak mengunjunginya. Tidak jauh dari kota ada pemandian Mangli,
dan Kalianget. Dinamanakan Kalianget karena kolam renang yang
disediakan tidak hanya air dingin dari mata air, namun terdapat
beberapa kolam dengan air hangat. Air ini berasal dari sumber mata
air belerang yang kemudian diolah dan dimanfaat, selain untuk
pemandian, air belerang juga dimanfaatkan untuk terapi, untuk
pengobatan, dan juga dialirkan ke bebrapa masjid-masjid terdekat
untuk bersuci. Ini adalah salah satu keunikan Wonosobo. Tempat wudhu
dengan air hangat.
Seusai berendam dikalianget, perjalanan
berlanjut menuju kecamatan Garung. Disinilah Telaga Menjer terletak.
Telaga dengan kedalaman sekitar 50m ini terbentuk dari letusan
vulkanik di kaki Gunung Pakuwujo. Sebelum sampai di Telaga Menjer anda
akan melihat pipa dengan diameter sekitar 3m.Menurut penduduk daerah
setempat pipa ini ada sejak jaman Belanda yang sengaja dibuat untuk
pembangunan PLTA dibawah Telaga Mejer.
Telaga Warna |
Tidak berhenti di Telaga Menjer,
perjalanan menjelajah Wonosobo berlanjut di Ttelaga Warna. Mungkin
sebagian besar orang jika mendengar “Telaga warna” yang
terlintas dalam benaknya adalah Telaga Warna dikota Bandung.
Eittss... namun ternyata salah. Telaga Warna juga ada di Dieng
Wonosobo. Sebagian orang mengatakan telaga ini berwarna karena
terdapat batu mutiara yang mempunyai 3 warna, sehingga air telaga
tersebut akan memancarkan warna ketika terkena sinar matahari.Untuk lebih pastinya silahkan
berkunjung ke telaga ini, dan nikmati panorama alam yang begitu sesal
untuk ditinggalkan.
Nah, jika anda datang ke Wonosobo, maka
hal yang akan sering dijumpai dijalan adaalah rangkaian kata yang
menyusun kata “DIENG”. Ya. Dieng merupakan objek wisata yang
diburu oleh para wisatawan lokal maupun asing. Kawasan vulkanik aktif
ini tampak semakin menarik dengan beberapa kawah disekitarnya,
seperti kawah sebanteng, kawah sikidang, kawah sinila, dan
sebagainya.Belum puas dengan
kawasan Vulkanik anda bisa melanjutkan ke candi peninggalan sejarah,
yaitu candi Dieng anda juga bisa menikmati objek wisata alam lainya,
seperti Curug Sikarim, bagi yang suka muncak bisa menuju Bukit Sikunir yang menurut catatan memiliki sunrise terbaik se-Asia, bukit
lain seperti Bukit Perahu juga tak kalah menarik, bukit ini tampak
lucu dengan gunungan-gunungan bukit kecil yang menghampar hijau
seperti taman, orang biasa memanggilnya Bukit Teletubis.
Panorama alam Wonosobo yang memanjakan mata ini tidak lepas dari cagar budaya yang dimiliki. Selain menyimpan kekayaan alam, Wonosobo juga mempunyai kebudayaan unik yaitu Ruwatan Gimbal. Upacara Ruwatan Gimbal dilakukan di Candi Dieng namun kadang kala dilakukan di Telaga Menjer, entah faktor apa karna penulis juga belum menegtahui. Namun yang pasti upacara unik ini sangat sayang jika ditinggalkan. Upacara ini hanya dilakukan dalam waktu tertentu, tidak pasti, setahun sekali, atau dua tahun sekali. Upacara yang dilakukan dengan memotong bagian rambut gimbal seorang anak yang konon anak tersebut adalah titisan dari pendiri Wonosobo. Menurut cerita dan keyakinan sebagian orang rambut gimbal tidak akan hilang sampai usia tua jika dipotong sendiri, tanpa melakukan ritual adat. Lebih parahnya jika memotong sendiri bisa menyebabkan sakit pada anak. Meski demikian tidak semua penduduk Wonosobo berambut gimbal, hanya orang-orang tertentu, biasanya orang yang berambut gimbal menjadi artis kota, atau populer dikalangan kabupaten Wonosobo. Pada saat upacara si anak akan diberi hadiah sesuai yang diinginkan.Upacara ini dilakukan pada bulan Suro. Bagi anda yang penasaran seperti apa prosesi upacara adat di Dieng bisa berkunjung kesini dan nikmati panorama alam yang menyejukkan mata.
Disudut tempat lain dikota Wonosobo
anda juga bisa temui kebudayaan Embleg yang hampir seperti Jaipong.
Sampai disini penjelajahan kota asri
dengan sejuta panorama alam dan budaya, semoga dilain waktu penulis
bisa membagikan informasi lain dan memberikan kemanfaaatan bagi
pembaca. Bagi anda yang membaca artikel ini dan merasa tertarik ke
kota Wonosobo jangan lupa untuk menjelajah ke setiap penjuru kota
Wonosobo. Karna disitulah anda akan merasakan keAgungan Tuhan dalam
penciptaan. Serta membangun rasa kesyukuran dalam hidup ini.
Sekian.
Komentar
Posting Komentar