Contoh Resensi Buku "Mensinergikan Dakwah dengan Ilmu Komunikasi"
Resensi Buku
Mensinergikan
Dakwah dengan Ilmu Komunikasi
Disusun guna
memenuhi tugas Ilmu Dakwah
Yang diampu
oleh Drs. Samsul Munir Amin. M.A
Oleh :Islamim Budiyah
Mei 2015
PROGRAM
STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS KOMUNIKASI SOSIAL POLITIK UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA
TENGAH DI WONOSOBO
2015
Mensinergikan Dakwah dengan Ilmu
Komunikasi
Judul Buku : Ilmu Dakwah Perspektif
Komunikasi
Penulis : Drs. Kustadi Suhandang
Penerbit : Remaja
Rosdakarya, Bandung
Sampul
: AC 210 gr
Cetakan : I, September
2013
Ukuran
: 16 x 24 cm
Tebal : 206 halaman
Isi
: HVS 70 gr
ISBN
: 978-979-692-164-5
Harga
: Rp 44,000/-
RESENSI
Buku
ini mengkaji dan membuktikan keberadaan ilmu dakwah secara tuntas. Penulis baru
mampu menemukan tabir yang selama ini belum terungkapkan akan adanya ilmu
dakwah itu. Dengan menyimak secercah celah-celah tabir itu diharapkan kita bisa
mengetahui adanya ilmu dakwah yang masih asing dan belum terjamah oleh para
ilmuwan. Buku ini mengupas pengertian, sejarah, dan teori-teori yang terlibat
dalam kegiatan dakwah melalui kacamata komunikasi.
Komunikasi bukan sekedar proses kegiatan penyampaian pesan saja, melainkan
suatu ilmu pengetahuan yang bersifat kemasyarakatan. Proses dakwah pun sangat
bisa jadi memiliki ilmu untuk melakukan kegiatannya itu, yakni ilmu yang analog
dengan Ilmu Komunikasi, atau berakar dari Ilmu Komunikasi. Namun demikian,
tampaknya banyak orang yang masih menyangsikan adanya Ilmu Dakwah di
tengah-tengah semaraknya lautan ilmu pengetahuan. Bahkan tidak jarang para
ilmuwan membantah kemungkinan adanya Ilmu Dakwah.
Banyak pesan dakwah tidak sampai
kepada sasaran disebabkan dai (komunikator) tidak mampu berkomunikasi secara
efektif. Ketidakmampuan seorang dai menuangkan pesannya dalam bahasa yang baik dan benar membuat dakwah yang disajikan kering, gersang dan hambar. Agar dakwah lebih produktif dan memiliki kontribusi positif terhadap tujuan
dakwah itu sendiri, perlu ditunjang dengan bentuk
komunikasi yang efektif.
Buku setebal 206 halaman ini, secara implisit ingin meneguhkan pentingnya mensinergikan aktivitas
dakwah dengan ilmu komunikasi. Tegas penulis, ilmu dakwah dan ilmu komunikasi adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Memang keduanya merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun dalam praktik serta aplikasinya selalu terpadu antara satu dengan lainnya serta saling
menunjang.
Jamak dimaklumi, tujuan komunikasi
mengharapkan adanya partisipasi dari komunikan atas ide dan pesan yang
disampaikan oleh pihak komunikator sehingga berdampak timbulnya perubahan
tingkah laku yang diharapkan. Begitu pula di dalam dakwah, seorang dai sebagai
komunikator mengharap partisipasi dari pihak komunikan hingga dapat berperilaku
sesuai isi pesan yang disampaikannya.
Atas dasar itulah, dakwah juga merupakan suatu proses komunikasi, tetapi tidak semua proses
komunikasi merupakan proses dakwah. Dakwah memiliki bentuk komunikasi yang khas dan dapat dibedakan dari bentuk
komunikasi lainnya dalam beberapa hal seperti siapa pelakunya (komunikator),
apakah pesan-pesannya (message), siapa penerima pesannya (komunikan)
bagaimanakah caranya (approach) dan apakah tujuannya (destination)
Papar Kustadi Suhandang, eksistensi dakwah memiliki tiga pola
terkait dengan komunikasinya. Pertama, dakwah antar-persona. Dakwah model ini merupakan dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam jumlah
kecil dan terbatas. Biasanya dakwah antar-persona dilakukan
tanpa adanya persiapan yang begitu matang dan tersusun secara sistematis, seperti menasehati teman sejawat, teguran yang dapat dilakukan kapanpun (hlm.90).
Kedua, dakwah massal. Dakwah massal merupakan jenis dakwah yang dilakukan seseorang dengan menggunakan media
lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud untuk menanamkan
pengaruh kepada mereka. Dalam ilmu komunikasi dikenal dengan
sebutan mass communication. Dakwah semacam ini seorang komunikator dapat melakukan proses komunikasi kepada komunikan lewat media massa, baik cetak maupun elektronik (hlm.96).
Ketiga, dakwah bilhal. Dakwah
bilhal merupakan dakwah yang lebih menekankan pada perbuatan nyata,
bukan hanya sekedar “slogan” untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar saja.
Dakwah ini akan menjadi efektif jika komunikator (mubaligh) mampu menunjukkan
perbuatannya terhadap kata-kata yang disampaikan kepada komunikan. Dalam ilmu komunikasi dikenal dengan nonverbal
communication berupa tingkah laku, senyuman,
lambaian tangan, anggukan kepala dan lain sebagainya (hlm.98).
Masih dalam kerangka ilmu
komunikasi, buku ini juga mengupas pengertian, sejarah, dan teori-teori terkait
dunia dakwah. Melalui buku ini Kustadi telah mengenalkan celah-celah tabir
dakwah yang belum banyak tersingkap luas oleh kaum ilmuwan dan juru dakwah.
Kendati jauh dari kesempurnaan, buku ini kiranya dapat menambah pemahaman para
dai tentang aktivitas dakwah dalam tinjauan ilmu komunikasi hingga menjadikan
dunia dakwah lebih segar, efektif, dan berkualitas.
Dari kenyataan ini,
kiranya kita bersemangat untuk berlomba membawa Ilmu Dakwah ke tengah-tengah
semaraknya ilmu pengetahuan lainnya. Bahkan lebih jauh lagi bisa dimanfaatkan
di tengah-tengah masyarakat luas, demi kebahagian hidup mereka di dunia dan di
akhirat kelak.
(Islamim Budiyah)
Komentar
Posting Komentar