RINDU
Karena ku cinta,
Terkenang nestapa membalut jiwa,
Gejolaknya tak kalah seru,
Pun senandung Zulaikha dalam kegalauan mampu kurasa
Merindu tanpa garis batas, mengharap tanpa sisir tepi.
Untukmu imamku kutulis sajak rindu,
Rangkaian kata yang menyeru rasa hati
Meski tangisku tak mampu terasa, meski geramnya rasa tak mampu terbaca,
Namun penaku memaksa tuk ungkapan serangkaian kata,
Kau yang membawaku dalam buaian cinta
Meski sejatinya bukan cinta kiranya, hanya selipan nafsu yang mungkin membalut rasa
Namun pahamku, kaulah pengenal cinta, cintamu padaku adalah cintaku pada-Nya.
Ataukah cintamu yang membawa cinta, pada cintaku cintamu pada-Nya…
Entahlah…
Yang ku tahu, asa membawa rindu, membelit sejuta rasa yang terus bergejolak tanpa jelas.
Saat ku tanya senja, ia bahkan tertawa.
Ingatku saat itu, senyummu mengembang beriring sebuah kata,
Kata yang tak pernah menjauh dari dekatnya telinga, meski waktu memaksa mengarat dalam titik dimensinya.
Sindirnya,Waktu pun bahkan bertemu titik jenuhnya.
Kau ingat?
“Rasa ini adalah rasa-Nya, semoga cinta kita karena-Nya, semoga waktu kan mempertemukan pada saatnya, tak lain dan tak lepas harap, karena Ridho-Nya”
Hah…
Gimana hati tak merindu, bertahun ku temu hanya lewat imajinasi semu,
Kabarmu hanya terasa seperti angin malam, menusuk dan hilang tanpa jejak
Hanya menyisakan aroma penambah rasa, rasa benci atau apalah aku tak mengerti.
Harapku, rasaku, benciku, semua tertuang di sepertiga malam-Nya
Disanalah hatiku mampu merindu, dengan penghantar rindu,
Disanalah hatiku terungkap dengan ungkapan tanpa jera
Disanalah cinta mampu berlabuh dengan tujuan yang selalu kau kata.
Untukmu imamku…
Maafkan diri ini yang belum terus terbaiki,
Semoga cinta ini mampu membawa cinta pada yang Hakiki
Berseterulah kamu dan terus memperbaiki diri, semoga sibukku sibukmu untuk meningkatkan kualitas diri,
Hingga Saatnya nanti Allah pertemukan
Disaat semua mampu meridhoi.
Komentar
Posting Komentar