PUISI CINTA UNTUK AYAH

Ayah
ilustrasi gambar
Sorotan mata itu mengembangkan sejua pertanyaan disetiap sela sela benak.
 Ilahi Rabbi.
Dijaman yang serba canggih ini, bangunan melambung menyentuh kaki-kaki langit. Burung burung tak bersayap terkontrol hanya dengan tombol-tombol, bukan burung sebenarnya melainkan satelit- satelit yang menyanding ribuan palnet nan jauh diangkasa sana, mendekati setiap perubahan alam yang sudah jelas semua teratur sedemikian indah rupanya, menyentuh titik titik keMahabesaran pencipta, yang kadang memang mampu terbaca.
Disini kupandang kuda tak berkaki melesat dengan kecepatan diatas rata-rata, hanya sekedar lebih ingin menjadi pendahulu atau bahkan yang paling dulu.
dari ujung terik itu, surya menjamahinya, seorang Pria setengah baya dengan beban berat melekat pada gegunung pundaknya, menampis tamparan dunia dan membakar lara, membinasakan semua yang mampu mematikan rasa.
Semangatnya tak kalah tanding dibanding pejuang sepak bola, meski harus bergelut dengan ladang ilalang senja, meski hanya sesuap nasi yang dimenangkan.
hasil pertarungan melawan panas alam, kerasnya tantangan hidup membuatnya kuat, tak akan kunjung keputus asaan karna doa senantiasa melekat bersama tiap-tiap ayunan cangkul mungilnya.
Ayah kau luar biasa.
Senyum itu selalu melukiskan kesederhaanmu
Senyum itu utuh penuh kesyukuran pada-Nya
Senyum itu indah meski menyembunyikan setiap duka
Senyum itu tenang diantara kesenbunyian lelahmu
Senyum itu lelah, namun kau tak pernah menyerah
senyum itu, senyum itu dan senyum itu Ayah
Kau luar biasa.
Ayah suatu saat nanti, berdirilah kau diantara jajaran gedung tinggi bersama ribuan jamaah haji.
semoga Ilahi meridhai.
Semoga Ilahi memberikan saya-sayapnya untuk membawamu ke Surgan-Nya nanti.


(Islamim Budiyah)

Komentar

Postingan Populer