Manusia dan Interaksi Sosial
MANUSIA DAN INTERAKSI SOSIAL
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu sosial dan Budaya Dasar
Dosen
Pengampu: Drs. M. Abdul Kholiq,MA
Disusun
oleh:
Salamah
Hidayatul Jannah
Lusi
Kurniawati
Intan
Putri Handayani
Umu
Fatimah
PROGRAM STUDY KOMUNIKASI PENYIARAN
ISLAM
FAKULTAS KOMUNIKASI SOSIAL POLITIK
(FKSP)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada
hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk pribadi, sedangkan di sisi lain
dipandang sebagai makhluk sosial. Manusia adalah makhluk Tuhan yang di ciptakan
paling sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Namun manusia
bukanlah apa-apa jika tidak bisa berinteraksi dengan sesama manusia atau
makhluk di sekitarnya. Manusia adalah Homo Sosius yang tidak bisa hidup di
dunia ini dengan mengandalkan dirinya sendiri, untuk itu manusia sangat
membutuhkan interaksi sosial di dalam kehidupannya. Disinilah pentingnya
memahami interaksi dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Interaksi yang muncul pada masyarakat akan meghasilkan perubahan-perubahan yang
membuat kehidupan cenderung lebih dinamis dari generasi ke genaresi.
B. Rumusan
Masalah
1. Hakikat
manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
2. Fungsi
dan Peranan manusia sebagai makhluk
individu dan sosial ?
3. Dinamika
interaksi sosial ?
C. Tujuan
Masalah
1. Menganalisis
hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial
2. Mengemukakan
fungsi dan peran manusia sebagai makhluk individu dan sosial
3. Menunjukkan
dinamika interaksi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1. Manusia
sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari bahasa latin individum
yang artinya tak terbagi, menurut Dr. A. Lysen, individu bukan berarti manusia
secara keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas,
yaitu perseorangan manusia. Secara biologis manusia lahir dengan kelengkapan
fisik. Kegiatan manusia tidak di gerakkan oleh jasmaninya tapi juga
rohaninya. Jadi manusia sebagai makhluk
individu adalah manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat
sendiri-sendiri, berbeda dengan manusia yang lain dengan ciri khas tertentu
yang berusaha merealisasikan potensi dirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan individu
menjadi pribadi yang khas terjadi sejak masa janin, bayi, anak, remaja, dewasa,
sampai tua. Pertumbuha lebih tertuju pada fisik, sedangkan perkembangan tertuju
pada mental psikologis individu.
Pandangan yang mengembangkan pemikiran
bahwa manusia pada dasarnya adalah individu yang bebas dan merdeka adalah paham
individualisme. Paham individualisme menekan kan pada kekhususan, martabat,
hak, dan kebebasan setiap manusia. Manusia bisa berkembang dan sejahtera
hidupnya apabila dapat bekerja secara bebas dan berbuat apa saja untuk memperbaiki
dirinya sendiri.
2. Manusia
sebagai makhluk sosial
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
tidak bisa sendiri.Ia akan bergabung dengan manusia atau kelompok lain. Untuk
itu, manusia pasti harus berinteraksi dan bersosialisasi dengan manusia yang
lan. Ini yang dimaksud dengan makhluk sosial. Sejak dahulu, pada diri manusia
terdapat hasrat untuk berkumpul dengan sesamanya dalam satu kelompok, hasrat
untuk bermasyarakat.
Menurut Aristoteles(384-322 SM) manusia
adalah zoon poliicon artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk, pada dasarnya
selalu ingin bergaul dalam masyarakat. Karena sifatnya yang ingin bergaul
dengan masyarakat satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial. Penyebab
manusia sealalu hidup bermasyarakat antara lain karena adanya dorongan kesatuan
biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya:
a. Hasrat
untuk manusia keperluan makan dan minum
b. Hasrat
untuk membeal diri
c. Hasrat
untuk mengadakan keturunan
Sejak
manusia dilahirkan, ia memiliki dua keinginan pokok yaitu:
a. Keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya
b. Keinginan
untuk menajdi satu denag suasana alam sekelilingnya
Paham
yang mengembangkan pentingnya aspek sosial kehdupan manusia adalah sosalisme.
Paham sosialisme berpendapat bahwa perubahan dapat dilakukan dengan cara damai
dan demokratis.
B. Peranan
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
1. Peranan
Manusisa sebagai makhluk individu
Sebagai makhluk individu manusia memiliki
harkat dan martabat yang mulia. Setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat
dan martabat yang sama pula. Perbedaannya hanya pada keyakinan, agama, suku dan
ras. Oleh karena itu, pengakuan dan penghargaan manusia sebagai manusia mutlak
diperlukan yang di wujudkan dengan pengakuan atas hak-hak asasi manusia.
Manusia
sebagai makhluk individu berperan untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Manusia
sebagai individu akan berusaha:
a. Menjaga
dan mempertahankan harkat dan martabatnya
b. Mengupyakan
terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia
c. Merealisasikan
segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani
d. Memenuhi
kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya
Dalam
hidup bermasyarakat, individu memberikan fungsi-fungsi positif sebagai berikut:
a. Perlu
dihargainya harkat dan martabat diri seorang manusia
b. Adanya
jaminan akan hak dasar setiap manusia
c. Berkembangnya
potensi-potensi diri yang kreatif dan inovatif
Namun
demikian, dalam kehiduan bermasyarakat, individu bisa menghasilkan
fungsi-fungsi negatif pula, seperti:
a. Unsur
pemenuhan kepentingan diri menjadikan sifat individualis dan egois
b. Adanya
persaingan tidak sehat
2. Fungsi
dan Peranan manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat
sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang
lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Kebutuhan akan orang lain dan interaksi
sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Dalam berbagai kelompok
sosial ini, manusia membutuhkan norma dan pengaturannya sebagai tolak ukur
untuk bertingkah laku bagi manusia di kelompoknya.[1]
Selain
itu, norma dapat dibedakan menjadi empat berdasarkan kekuatan berlakunya di
masyarakat, antara lain:
a. Cara
(usage) adalah bentuk perilaku dalam pergaulan sehari-hari dalam masyarakat.
Daya ikatnya sangat lemah. Pelanggaran terhadap norma cara akan mendapatkan celaan
atau ejekan.
b. Kebiasaan
(folkways) adalah perbuatan berulang-ulang yang dilakukan secara sadar dan
memiliki tujuan jelas. Folkways dianggap baik dan benar oleh masyarakat.
Pelanggar norma ini akan bersalah pada diri sendiri.
c. Tata
kelakuan (Mores) adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sikap hidup
masyarakat. Tata kelakuan memaksakan perbuatan dan mengandung laranan agar
anggota masyarakat menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.
Seseorang yang melanggar mores akan mendapat teguran keras.
d. Adat
Istiadat (Customs) adalah tata kelakuan yang terintegrasi secara kuat dengan
pola-pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat
akan dikenai sanksi tegas, misalnya diusir oleh masyarakat.
e. Hukum
(laws) adalah sekumpulan aturan tertulis dalam masyarakat yang berisi
ketentuan-ketentuan, perintah, dan larangan agar tercipta suatu keadilan.
Pelanggaran terhadap hukum aka dikenai sanksi yang tegas[2]
Keterikatan
kepada norma termasuk pula keterikatan untuk menghargai adanyaorang lain. Kewajiban
dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta menaati norma-norma
yang berlaku di masyarakatnya.
Manusia
sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-implikasi sebagai berikut :
a. Kesadaran
akan “ketidakberdayaan” manusia bila seorang diri
b. Kesadaran
untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain
c. Penghargaan
akan hak-hak orang lain
d. Ketaatan
terhadap norma-norma yang berlaku
Keberadaannya
sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran sebagai berikut:
a. Melakukan
interaksi dengan manusia lain atau kelompok
b. Membentuk
kelompok-kelompok sosial
c. Menciptakan
norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok[3]
C. Dinamika
Interaksi Sosial
Interaksi
Sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi merupakan
hubungan timbal balik yang melibatkan minimal dua orang.
Ciri-ciri
Interaksi Sosial:
1. Jumlah
pelakunya lebih dari satu orang
2. Terjadi
interaksi atau komunikasi serta kontak
3. Memiliki
tujuan yang jelas
4. Terjadi
pada suatu pola sistem tertentu[4]
Syarat
terjadinya interaksi sosial, yaitu kontak sosial (social cantact) dan kmunikasi
(communication).
1. Kontak
sosial
Kontak sosial adalah hubungan dua individu
atau kelompok. Kontak sosial terjadi tidak hanya bergantung dari tindakan
seseorang, tetapi juga berdasarkan tanggapan/respon seseorang terhadap tindakan
tersebut. Kontak sosial dapat bersifat primer dan sekunder.[5]
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman pesan
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Aspek terpenting dalam komunikasi adalah munculnya penafsiran seseorang
terhadap pesan/berita yang diterima. Beberapa komponen yang harus ada dalm
proses komunikasi sebagai berikut:
a. Pihak
pengirim pesan (komunikator)
b. Pihak
yang menerima pesan (komunikan)
c. Pesan
yang disampaikan
d. Respon
atau tanggapan dari penerima pesan[6]
Faktor
yang mempengaruhi Interaksi
1. Imitasi,
yaitu proses peniruan terhadap segala sesuatu yang disukai
2. Sugesti,
yaitu pengaruh yang menyebabkan sesrang mengikuti perintah stimulan (rangsangan)
3. Identifikasi,
yaitu meniru secar keseluruhan sehingga daya kreatifitasnya menjadi hilang
4. Motivasi,
yaitu dorongan secara rasional segala sesuatu yang menjadi keinginannya
5. Simpati,
yaitu kondisi seseorang sebagai bentuk perhatian kepada orang lain
6. Empati,
yaitu bentuk simpati yang mendalam sehingga akan mempengaruhi emosinya[7]
Jenis-jenis
Interaksi sosial, anatara lain :
1. Proses
Asosiatif, yaitu jenis interaksi sosial yang mengarah pada persatuan dan dapat
meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu/kelompok. Jenis proses
asosiatif antara lain:
a. Kerja
sama (Cooperation), yaitu suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk kerja sama anatara lain
1) Tawar
menawar (Bargaining) yaitu bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan
jasa antara dua pihak atau lebih
2) Kooptasi
(cooptation) yaitu bentuk kerja sama yang dilakukan dengan jalan menyepakati
pimpinan yang akan ditunjuk untuk mengendalikan jalannya organisasi/kelompok.
3) Koalisi
(coalition) yaitu kerja sama dua organisasi politik atau lebih untuk mencapai
tujuan yang sama dengan cara bergabung menjadi satu
4) Patungan
(joint venture) yaitu kerja sama dua badan usaha atau lebih untuk meraih
keuntungan dalam bidang ekonomi
b. Akomodasi,
yaitu interaksi sosial antara individu dan kelompok dalam upaya menyelesaikan
suatu pertentangan. Bentuk akomodasi yaitu:
1) Koersi
(coercion), dilaksanakan dengan menggunakan paksaan sehingga satu pihak berada
dalam keadaan lebih lemah dibandingkan pihak lawan.
2) Kompromi
(compromise), yaitu persetujuan dengan jalan damai untuk saling mengurangi
tuntutan
3) Arbitrase
(arbitration), yaitu penyelesaian sengketa denagn bantuan pihak ketiga yang
dipilih oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
4) Mediasi
(Medation), yaitu proses pengikutsertaan pihak ketiga sebagai penasihat yang
netral
5) Konsiliasi
(conciliation), yaitu usaha yang mempertemukan keinginan pihak yang berselisih
melalui lembaga sosial untuk menyelesaikan perselisihan tersebut
6) Toleransi,
yaitu sikap menghargai perbedaan dalam masyarakat
7) Stalemate,
yaitu keadaan seimbang dari kedua pihak yang bertikai
8) Ajudikasi
(adjudication), yaitu penyelesaian konflik di pengadilan
c. Asimilasi
adalah proses peleburan dua atau lebih kebudayaan menjadi satu kebudaaan yang
tunggal sebagai kebudayaan milik bersama
d. Amalgamasi
adalah meleburnya dua klompok menjadi satu dan menghasilkan kebudayaan baru.
e. Akulturasi
adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur kebudayaan asing menjadi bagian
dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian atau ciri khas
kebudayaan yang asli
2. Proses
Disosiatif, yaitu interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan. Bentuk
interaksi disosiatif antara lain :
a. Persingan
(Kompetisi) yaitu proses sosial untuk mencari keuntungan di bidang-bidang
kehiduan tertentu
b. Kontravensi
yaitu usaha untuk menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain, berupa fitnah,
provokasi, gangguan, dan intimidasi.
c. Pertentangan
yaitu proses sosial ketika seseorang/kelompok dengan sadar atau tidak sadar
menentang pihak lain deisertai ancaman/kekerasan untuk mencapai tujuannya.[8]
BAB
III
PENUTUP
Seperti
telah di jelaskan, bahwa manusia tidak akan pernah bisa lepas dari sebutan zoon
politicon, karena sekalipun ia menjadi makhluk individu, namun ia juga makhluk
sosial yang tidak dapat hidup sndiri dan membutuhkan orang lain untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Sehingga, manusia membutuhkan interaksi, baik
antarindividu, individu dengan kelompok, dan antar kelompok. Dengan demikian
Dinamika interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial dapat beragam,
baik dilihat dari jenisnya, faktor penyebabnya, sifat interaksi dan bentuk
kerja samanya. Interaksi sosial menjadi penting demi kelangsungan kehidupan
manusia.
[1]
Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, (Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, 2011)hlm.49
[2]
Widyabakt Hesti Kawedhar dan Diatmika Wijayanti, Detik-detik Ujian Nasional
Sosiologi, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2012) hlm. 6
[3]
Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, (Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, 2011)hlm.52
[4]
Kumpulan Rumus XII IPS, Bimbingan Belajar Ganesha Operation, 2013, hlm. 205
[5]
Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, (Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, 2011)hlm.52
[6]
Widyabakti Hesti Kawedhar dan Diatmika Wijayanti, Detik-detik Ujian Nasional
Sosiologi, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2012), hlm. 13
[7]
Kumpulan Rumus XII IPS, Bimbingan Belajar Ganesha Operation, 2013, hlm. 205
[8]
Widyabakt Hesti Kawedhar dan Diatmika Wijayanti, Detik-detik Ujian Nasional
Sosiologi, (Klaten: PT Intan Pariwara, 2012), hlm. 15
Islamim Budiyah ...
Komentar
Posting Komentar