PR UNTUK LEMBAGA KESEHATAN INDONESIA





Beberapa bulan yang lalu, saya pulang ke Desa dimana saya dilahirkan. Memang tidak termasuk dalam kategori pelosok, bahkan teknologi-teknologi modern juga sudah banyak dimiliki.
            Tepatnya bulan Agustus 2015 saya terkena sakit pada payudara. Maraknya penyakit yang mengerikan membuat keluarga dan saya pribadi merasa khawatir. Keinginan untuk periksa ke dokter seringkali terhambat karena takut akan biaya. Rasa sakit yang semakin hari tidak ada tanda-tanda membaik, terpaksa saya pergi untuk periksa di salah satu RS tempat saya tinggal, dan hasilnya pun belum juga membaik dengan biaya pengeluaran yang lumayan menguras kantong untuk standar ekonomi di keluarga saya. Hal ini terjadi karena belum adanya BPJS yang dimiliki oleh keluarga.
            Sekitar tiga pekan kemudian BPJS sudah ada ditangan. BPJS pada dasarnya memang membantu untuk kalangan ekonomi kebawah seperti keluarga saya. Akan tetapi amat disayangkan, ternyat banyak juga belum mengerti bagaimana kegunaan BPJS ini, termasuk orang tua saya sendiri, yang hampir setiap hari hanya disibukkan di kebun.
            Pekerjaan seorang petani yang dikatakan berat itu harusnya diimbangi dengan fisik yang sehat. Seperti pemenuhan gizi, vutamin dan sebagainya. Faktanya para petani dengan pekerjaan seperti itu membuat daya tahan tubuh meraka tidak stabil dan mudah terserang penyakit. Ketika ditanya jawabanya simpel “Masuk angin biasa”. Hal tersebut menandakan akan kurangnya kesadaran pada kalangan kebawah mengenai pentingnya kesehatan. Tidak sedikit pula yang menjadikan faktor biaya sebagai alasan. Hal ini seharusnya menjadi PR untuk lembaga kesehatan, bagaimana menyadarkan masyarakat kecil akan pentingnya kesehatan dan program pemerintah yang ada seperti jaminan kesehatan, BPJS, ASKES, JASKESMAS dan lainya. Dengan harapan program tersebut mampu berjalan dan tingkat kesehatan masyarakat semakin meningkat. Mungkin bisa dengan cara penyuluhan atau pun lainya, kiranya dari pihak lembaga kesehatan lebih mengerti akan hal ini.                                                    
                                                                                    Islamim Budiyah

Komentar

Postingan Populer